Kamis, 11 Februari 2016

Mengenal Imam Malik

Imam Malik bin Anas (rahimahullah), lahir pada tahun 93 H di Kota Madinah Al Munawarah. Sejak dini beliau sudah menghafal al-Quran dan hadits sebagaimana kebiasaan keluarga muslim pada zamannya. Saat ia mengutarakan keinginannya untuk mencari ilmu, ibunya memakaikan pakaian yang paling bagus, dengan surban di kepalanya. Lalu ibunya berkata, “Pergilah ke Rabi’ah dan belajarlah adab (akhlak) sebelum ilmunya”

Imam Malik sangat berkomitmen dalam berfatwa. Ia selalu hati-hati, berpikir mendalam dan tidak tergesa-gesa dalam berfatwa. Imam Malik pernah berkata, “Siapa saja yang ingin menjawab pertanyaan (berfatwa), hendaknya ia memikirkan nasibnya di neraka dan surga serta bagaimana ia selamat di negeri akhirat”

Imam Malik adalah ulama yang tak pernah menjilat penguasa. Diriwayatkan,khalifah Harun ar-Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti kajian Al-Muwaththa’ Imam Malik yang menghimpun 100.000 hadis. Khalifah mengutus Yahya bin Khalid al-Barmaki untuk memanggil Imam Malik. Namun, Imam Malik menolak seraya berkata kepada utusan khalifah itu, “Ilmu itu dikunjungi, bukan mengunjungi; didatangi, bukan mendatangi”

Akhirnya, terpaksa Khalifah Harun ar-Rasyid mendatangi Imam Malik dan duduk di majelisnya. Khalifah ingin jamaah meninggalkan majelis tersebut. Namun, permintaan itu ditolak oleh Imam Malik. “Saya tidak bisa mengorbankan kepentingan orang banyak hanya demi kepentingan seorang.” Khalifah pun akhirnya mengikuti kajian Imam Malik dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.

Sumber : Telegram @hizbuttahtirid

Follow instagram dari #HizbutTahrirIndonesia @hizbuttahririd

#YukNgaji #Islam #Syariah #Khilafah #belajarislam

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.