Rabu, 13 Januari 2016

#ReadingReport3 "Buku Api Sejarah Jilid I"

Pangeran Diponegoro
Putra Sulung Soeltan Hamengkoeboeana III
Dididik oleh moyangnya, Ratoe Ageng di Tegalreja Magelang

H.J. van den Berg dalam "Dari Panggung Peristiwa Sedjarah Dunia, III" menyatakan Pangeran Diponegoro sebagai seorang Muslim yang saleh dan taat pada aturan agama Islam. Ia menentang tingkah laku Soeltan Hamengkoeboeana IV yang mengikuti kebiasaan orang kafir Belanda, suka mabuk-mabukan hingga mati dalam keadaan mabuk minuman keras. Residen Smissaert mengangkat putranya yang baru berusia tiga tahun sebagai Soeltan Hamengkoeboeana V.

Pangeran Diponegoro melancarkan protes keras. Ia pun diangkat oleh rakyat sebagai Soeltan Abdoelhamid Eroetjakra Amiroel Moekminin, Sjaijjidin Panatagama, Chalifah Rasoeloellah saw ing Tanah Djawa. Pecahlah Perang Diponegoro 1240-1245 H/ 1825-1830 M.

Perhatikan Busana Pangeran Diponegoro sebagai pembaharu Islam di Jawa Tengah menggantikan busana tradisi Jawa dengan busana Islami. Busananya sama dengan Panglima Sentot Alibasah Prawirodirdjo, putra Bupati Madiun dan Penasehat Agama Kia Modjo. Hal ini sama dan sejamam dengan gerakan pembaharuan agama di Sumatra Barat, Imam Bonjol pemimpin Perang Padri, 1236-1252 H/1821-1837 M.

Selanjutnya baca sendiri di halaman 197 sampai selesai

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.